Apa
yang terlintas di fikiran kalian jika mendengar kata Motor Trail?? Bagi yang
sudah tidak asing mungkin akan terkesan biasa saja atau malah bahkan tidak ada
yang istimewa, tapi bagi sebagian orang yang baru tau atau cukup sekedar tau
menganggap motor trail itu adalah kendaraan yang di pakai untuk menerabas hutan, menjelajah perbukitan dan mendaki gunung. Suara kencangnya bisa memekak telinga, roda bannya terlihat
garang, jok motor yang tinggi terkesan gagah dan setang motor yang tinggi dan
kuat menggambarkan kalo motor itu hanya bisa di tunggangi oleh orang-orang yang
ahli dalam mengendarainya, apalagi jika sudah di medan offroad yang jalanannya
tidak beraturan serta menanjak membuat adrenalin si penunggang atau si
pembonceng merasakan adrenalinnya berpacu.
Ini
adalah pengalaman pertama aku menjadi pembonceng di motor tangguh ini hehee tepatnya pada tanggal 29 November 2015, norak yaa atau ketinggalan banget :p.. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak
sama sekali toh. Desa Cisadon menjadi tempat tujuan kami untuk offroad,
sebelumnya aku sudah beberapa kali kesini dan berjalan kaki untuk sampai di
tujuan. Sempat terlintas di pikiran apa
aku bisa bertahan di atas jok belakang motor ini dengan segala guncangannya
ketika menanjak dan melewati jalan yang cadas. Butuh keseimbangan dan
konsentrasi penuh sepanjang jalan agar si pengendara juga bisa dengan mudah
mengendalikan motornaya.
Ada
beberapa hal yang harus di perhatikan sebelum kegiatan offroad ini berlangsung,
salah satunya adalah kesehatan mesin motor dan keadaan ban motor. Berhubung aku
tidak begitu paham soal mesin motor ini maka sudahlah bagi aku menganggap motor
ini dalam keadaan yang prima untuk offroad hari ini. Yang selanjutnya adalah
ban motor. Ternyata ada perbedaan yang cukup signifikan mengenai ban pada motor
trail ini. Bahasa yang sering mereka gunakan adalah ban Gondrong, itu
menandakan bahwa ban pada motor tersebut masih sangat bagus, tingkat gerigi
pada karet ban masih dalam kondisi yang baik serta layak jalan. Beda halnya
jika bannya yang digunakan tidak gondrong, berarti itu menandakan kalau ban itu
botak dan sangat berisiko pada jalanan yang licin. Makin Gondrong ban motor
trail ini maka makin layak jalan, apalagi ketika ban terjebak pada cerukan atau
lubang yang cukup dalam, ‘kegondrongan’ pada karet ban inilah salah satu
penyelamat untuk membebaskan motor dari cerukan atau lubang itu. Selain itu
yang harus di perhatikan secara khusus adalah tingkat tekanan angin pada ban.
Hal ini dapat di atur sendiri oleh di pengendara motor trail ketika sedang
mengamati jalur yang akan di lewati untuk offroad.
Sepanjang
perjalanan menuju Desa Cisadon di atas mesin kuda trail ini perasaanku campur
aduk. Sedikit cemas dan khawatir kalau-kalau aku terjatuh dari motor karena
guncangannya yang sangat kencang atau motor tidak dapat di kendalikan karena
medannya yang sangat ekstrim. Namun itu hanya ketakutan sesaat, karena aku
sudah masuk ke petualangan yang sebenarnya pada offroad ini. Beberapa kali aku
teriak histeris menahan goncangan ketika motor trail ini sedang melaju di atas
batuan yang besar-besar. Gokilll dan kereen banget rasanya, badan
terguncang-guncang hebat tapi kamu masih bisa ketawa ketiwi. Melompati gundukan
tanah yang lumayan tinggi seakan motor terasa terbang dan mendarat sukses
beberapa meter di depan dengan hentakan yang lumayan keras. Daaammmm!!! Belum
lagi ketika kamu di ajak bermanuver di atas motor trail dalam keadaan kecepatan
tinggi di jalan berkelok-kelok dengan kontur jalan yang naik turun. Akkkhhhh
adrenalin mengeras kawan !!! ahahahaa.
Kami
baik-baik saja selama perjalanan bahkan
menikmati segala adrenalinnya karena orang-orang yang mengendarai motor ini
sudah terlatih dan mempunyai keahlian untuk mengendarainya. Terlebih salah satu
dari kami yaitu Fadil pernah mengikuti kejuaraan motor cross beberapa waktu
lalu yang sekaligus pengendara motor trail yang aku tumpangi. Akkhh tenang yang
berubah menjadi teriakan dan tawa hebat hehee.. Alhamdulillah.^_^
Lumayan
familiar bagi anak-anak motor trail akan nama Desa Cisadon yang punya jalur cukup
bervariasi, mulai dari jalur yang bertanah liat, jalan yang berbatu alami
maupun yang sengaja dibuat bebatuan, jalur akar-akaran bahkan sampai
menyebrangi sungai. Semua jalur itu akan bertambah ekstrim ketika musim hujan
tiba. Namun disitulah adrenalin mereka di tantang.
Sesampainya
di Desa Cisadon akan di temui beberapa rumah yang sudah di tempeli atau
dipasang bendera-bendera maupun stiker dari komunitas motor trail yang pernah
singgah disini. Tidak heran jika sabtu-minggu disini akan sangat ramai dengan
suara mesin knalpot dari motor ini. Di sepanjang perjalananpun kita akan
berpapasan atau bahkan mengantri untuk melewati medan yang lumayan sulit karena
hanya bisa di lalui oleh satu motor, atau bahkan ada yang sedang memperbaiki
motornya karena ada gangguan di mesinnya lalu para pengendara motor trail yang
lainnya bahu membahu sebisa mereka untuk membantu. Kebersamaan yang sangat terllihat
jelas.
Jalur
trek motor trail di Desa Cisadon ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi para
penunggang motor trail. Teman sayapun tidak pernah bosan jika harus bolak balik
kesini hanya untuk melewati lagi jalur yang sama dan menikmati kesejukan alam
Desa Cisadon setelah lelah mengendalikan motornya menuju desa ini.
Terima
kasih Tuhan atas cerita yang sudah Kau buatkan untuk aku melalui offroad motor
trail ini, terima kasih Maymay sudah ajak aku, terimakasih Fadil yang sudah
membonceng aku, terima kasih Duta, terima kasih alam Cisadon, terima kasih
untuk semua yang datang dari sekeliling dan berhasil membuat tawa di ujung
bibir dan di hati. Aku jadi ketagihan ngetrail lagi ahahaaa…
Sedikit jeprat-jepret ^_^